Situ Tirta Marta, Permata Tersembunyi Wisata Alam di Purbalingga
Kabupaten Purbalingga terus menunjukkan geliatnya dalam mengembangkan potensi wisata alam yang di miliki. Salah satu destinasi yang mulai menyita perhatian para pelancong adalah Situ Tirta Marta, sebuah telaga alami yang menawarkan ketenangan, udara sejuk, dan pemandangan hijau yang menyegarkan mata.
Terletak di Desa Panusupan, Kecamatan Rembang, menjadi tujuan favorit bagi wisatawan lokal yang mencari suasana alam yang tenang jauh dari hiruk pikuk kota. Warga mengenal kawasan ini sebagai “situ kehidupan” Sumber mata air alaminya menyuplai air bersih bagi penduduk sekitar dan kini pemerintah (atau pengelola) mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi wisata berbasis ekowisata.
Keindahan Alam dan Nilai Filosofis

Nama “Situ Tirta Marta” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “air suci yang memelihara kehidupan”. Masyarakat sekitar meyakini bahwa air yang mengalir di situ ini memiliki kesucian dan membawa berkah. Dulu, masyarakat hanya menggunakan kawasan ini untuk memenuhi kebutuhan air minum dan menjalankan ritual adat. Namun kini bertransformasi menjadi kawasan wisata dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan.
Air di Situ Tirta Marta berasal dari mata air Gunung Slamet yang terkenal dengan kejernihannya. Di kelilingi oleh hutan bambu dan pepohonan tinggi, suasana sejuk dan asri langsung terasa saat memasuki kawasan ini. Kabut tipis yang kerap menyelimuti permukaan danau menambah kesan mistis dan magis yang memikat para pengunjung.
Fasilitas dan Aktivitas Wisata

Meski tergolong baru dalam jajaran destinasi wisata Purbalingga, pengelolaan Situ Tirta Marta sudah mulai di lakukan dengan baik oleh warga sekitar dan pemerintah desa. Berbagai fasilitas telah disiapkan seperti gazebo, jalur tracking ringan, area berkemah, dan tempat istirahat.
Pengunjung juga dapat menikmati aktivitas menyusuri danau dengan rakit bambu tradisional. Berfoto di spot-spot estetik yang tersebar di area wisata, hingga menyusuri hutan bambu kecil yang mengelilingi area danau. Suasana hening, semilir angin, serta kicauan burung menjadikan tempat ini ideal untuk melepas penat dan menenangkan pikiran.
Selain menjadi tempat rekreasi, Situ Tirta Marta juga sering di jadikan lokasi untuk kegiatan edukatif dan spiritual. Beberapa kelompok pelajar dan komunitas pecinta alam menjadikan kawasan ini sebagai tempat untuk outbond, pengamatan flora-fauna, hingga kegiatan meditasi.
Peran Masyarakat Lokal dan Ekowisata
Salah satu nilai penting yang di usung dalam pengembangan Situ Tirta Marta adalah prinsip ekowisata yang melibatkan masyarakat lokal secara aktif. Mulai dari pembangunan sarana, pengelolaan parkir, hingga warung-warung kecil, semua di kelola oleh warga desa Panusupan.
Hal ini tidak hanya membantu menciptakan lapangan pekerjaan, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian alam. Pendekatan ini selaras dengan upaya Pemerintah Kabupaten Purbalingga dalam mendorong desa wisata yang mandiri dan berkelanjutan.
Akses dan Lokasi
Situ Tirta Marta berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat kota Purbalingga dan dapat di jangkau dengan kendaraan pribadi maupun motor. Akses jalan menuju lokasi sudah cukup baik meskipun beberapa titik masih berupa jalan cor dan jalan tanah berbatu. Pengunjung di sarankan untuk berangkat pagi hari agar bisa menikmati suasana sejuk dan udara segar pegunungan.
Tiket masuk ke kawasan ini masih sangat terjangkau, dan biaya parkir pun dikenakan secara sukarela untuk mendukung operasional warga lokal.
Harapan dan Dukungan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Dinas Pariwisata menyampaikan dukungannya terhadap pengembangan Situ Tirta Marta sebagai bagian dari strategi pembangunan pariwisata berbasis potensi lokal. Dalam beberapa program, telah dilakukan pelatihan pengelolaan wisata bagi masyarakat desa serta promosi digital melalui media sosial dan platform wisata daring.
Ke depan, Situ Tirta Marta di harapkan bisa menjadi salah satu ikon wisata alam Purbalingga yang menawarkan pengalaman berbeda dari destinasi lain yang sudah populer seperti Owabong, Sanggaluri Park, atau Goa Lawa.
Dengan terus mendorong pengembangan yang ramah lingkungan dan melibatkan masyarakat. Situ Tirta Marta di yakini mampu memberikan manfaat jangka panjang tidak hanya bagi ekonomi desa. Tetapi juga kelestarian alam di sekitar kawasan.
Penutup
Situ Tirta Marta di Purbalingga adalah gambaran nyata bagaimana kekayaan alam lokal dapat di manfaatkan menjadi destinasi wisata tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan dan kearifan lokal. Dengan pendekatan berbasis masyarakat dan prinsip ekowisata, kawasan ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi. Tetapi juga ruang edukasi dan pelestarian budaya.
Bagi wisatawan yang menginginkan pengalaman alam yang autentik, menenangkan, dan penuh makna, Situ Tirta Marta patut masuk dalam daftar kunjungan. Di balik ketenangannya, tersimpan semangat masyarakat yang ingin terus menjaga alam, membangun desa. Menghidupkan kembali potensi wisata Purbalingga yang luar biasa.
Baca artikel lainnya di Hangatin.my.id dan Serambikabar.my.id